- Devinisi Hutang jangka panjang
Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi mana yang lebih baik.
Baridwan (2000 : 365) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”.
Gunadi (2005 : 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.
disimpulkan hutang jangka panjang adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham.
Dengan memperhatikan Bab sebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingakt bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingakt bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.
- Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
- Keuntungan menarik Obligasi, Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
- Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
- Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
- Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian
- Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.
- Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
- Hutang Hipotik (mortgages payable): Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
- Hutang Obligasi (bonds payable) : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
- Utang wesel jangka panjang (long-term notes payable)
- Utang sewa-guna-usaha (lease obligations)
- Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana.
- Hak-hak Hipotik
Hak itu pada hakikatnya tidak dapat dibagi-bagi, dan diadakan atas semua barang tak bergerak yang terikat secara keseluruhan, atas masing-masing dari barang-barang itu, dan atas tiap bagian dari barang-barang itu. Barang-barang tersebut tetap memikul beban itu meskipun barang-barang tersebut berpindah tangan kepada siapa pun juga.
- Benda-benda yang dapat dibebani Hipotik
Benda-benda yang dapat dibebani Hipotik antara lain :
- Benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta segala perlengkapannya.
- Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut beserta segala perlengkapannya
- Hak numpang karang dan hak guna usaha
- Bunga tanah baik yang harus dibayar dengan uang maupun yang harus dibayar dengan hasil dengan hasil tanah dalam wujudnya.
- Hapusnya Hipotik
- Karena hapusnya ikatan pokok
- Karena pelepasan hipotik oleh si berpiutang atau kreditur
- Karena penetapan oleh hakima
- Azas Hipotik
Azas-azas Hipotik, antara lain
- Azas publikasi, yaitu mengharuskan hipotik itu didaftarkan supaya diketahui oleh umum. Hipotik didaftarkan pada bagian pendaftaran tanah kantor agrarian setempat.
- Azas spesifikasi, hipotik terletak di atas benda tak bergerak yang ditentukan secara khusus sebagai unit kesatuan, misalnya hipotik diatas sebuah rumah. Tapi tidak ada hipotik di atas sebuah pavileum rumah tersebut, atau atas sebuah kamar dalam rumah tersebut.
- Prosedur Pengadaan Hipotik
- Harus ada perjanjian hutang piutang,
- Harus ada benda tak bergerak untuk dijadikan sebagai jaminan hutang
- HUTANG WESEL JANGKA PANJANG
Wesel atau juga dikenal dengan nama Bank draft atau Banker’s draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan. Bank draft ini adalah merupakan cek namun sumber dana pembayarannya adalah berasal dari rekening bank penerbit bukan dari rekening nasabah perorangan.
Keuntungan Wesel
Masalah yang timbul pada cek adalah bahwa cek tersebut tidak dapat dianggap atau diperlakukan sebagai tunai, oleh karena cek tersebut dapat menjadi tidak bernilai apabila dana sipenerbit cek tidak mencukupi saldonya dan cek tersebut akan dikembalikan kepada kreditur oleh bank dan si penerima cek akan menghadapi risiko tidak memperoleh pembayaran.
Keuntungan Wesel
Masalah yang timbul pada cek adalah bahwa cek tersebut tidak dapat dianggap atau diperlakukan sebagai tunai, oleh karena cek tersebut dapat menjadi tidak bernilai apabila dana sipenerbit cek tidak mencukupi saldonya dan cek tersebut akan dikembalikan kepada kreditur oleh bank dan si penerima cek akan menghadapi risiko tidak memperoleh pembayaran.
Untuk mengurangi risiko tersebut diatas maka seseorang dapat meminta agar pembayaran dilakukan dengan jenis cek yang dananya dijamin mencukupi yaitu berasal dari dana milik bank yang menerbitkan wesel aksep. Ini akan mengurangi risiko kreditur terkecuali apabila bank penerbit pailit atau bank draft tersebut palsu.
Guna memastikan bahwa nasabahnya memiliki dana yang cukup guna membayar bank untuk memenuhi kewajiban si nasabah dalam penerbitan bank draft maka bank akan mendebet rekening nasabahnya seketika itu juga ( termasuk biaya-biaya). wesel diperlakukan sama dengan cek yaitu prosedur pencairannya melalui lembaga kliring setempat.
Dalam Akuntansi Keuangan Menengah 2A, Utang jangka panjang yang akan dibahas hanya Utang Obligasi. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa masalah dalam akuntansi yng timbul terkait dengan utang obligasi, diantaranya adalah :
- Adanya perbedaan cara pelunasan obligasi
- Prosedur penentuan harga penempatan obligasi
- Adanya perbedaan antara harga penempatan obligasi dengan harga nominalnya
- Prosedur amortisasi premium obligasi / diskon obligasi
- Pelunasan obligasi
- Konversi obligasi dengan surat-surat berharga lainnya.
- Hutang Obligasi
Hutang Obligasi adalah janji tertulis perusahaan untuk membayarkan sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan dan disertai dengan pembayaran bunga secara berkala dengan jumlah yang sudah ditentukan.
- Cirri – ciri obligasi
- Mempunyai nilai nominal yaitu jumlah hutang yang harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo.
- Mencantumkan tanggal pengeluaran yaitu tanggal yang menunjukkan saat dikeluarkannya sertifikat obligasi tersebut.
- Mencantumkan tanggal jatuh tempo yaitu tanggal pelunasan obligasi oleh yang mengeluarkan sertifikat obligasi tersebut.
- Mencantumkan tanggal bunga yaitu tanggal yang menunjukkan saat bunga obligasi dibayar oleh debitur. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang dan dilakukan setahun dua kali.
- Keuntungan-keuntungan mengeluarkan obligasi :
- Pemegang obligasi (bondholders) tidak dapat mengatur jalannya perusahaan
- Biaya bunga yang dikeluarkan relatif lebih kecil dari bunga saham
- EPS lebih tinggi dibandingkan apabila perusahaan mengeluarkan saham
- Biaya bunga dapat digunakan untuk mengurangi laba sebelum pajak.
- Kerugian-kerugian apabila mengeluarkan obligasi :
- Biaya bunga akan menjadi beban tetap bagi perusahaan pertahunnya
- Obligasi memiliki hak untuk melikuidasi perusahaan
- Jumlah modal atas pinjaminan yang didapatkan atas pinjaman dengan mengeluarkan obligasi seringkali nilainya tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan dan seringkali nilainya lebih kecil dari nilai nominal obligasi.
- Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture obligasi (bondindenture) dan merupakan janji untuk membayar :
- Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo ditamba
- Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai nominal)
Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunai nilai nominal
Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah tahunan
Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah tahunan
- Jenis – jenis Obligasi
- Obligasi menurut tangal jatuh tenpo :
Obligasi biasa, adalah obligasi yang berlaku hanya satu periode.
Obligasi berseri, adalah obligasi yang berlaku lebih dari satu periode.
Obligasi berseri, adalah obligasi yang berlaku lebih dari satu periode.
2. Obligasi Berdasarkan Jaminan :
- Obligasi yang dijamin (Secured Bond)
Yaitu Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan di mana pada saat perusahaan menerbitkan obligasi tersebut mengasuransikan obligasi tersebut kepada perusahaan penjamin.
- Obligasi yang tidak diberi jaminan (Unsecured Bond)
Yaitu Obligasi yang pada saat menerbitkan tidak diasuransikan kepada perusahaan.
3. Obligasi Berdasarkan Bentuk :
3. Obligasi Berdasarkan Bentuk :
- Obligasi atas nama (Registered Bond)
Yaitu Obligasi yang dikeluarkan perusahaan dimana pada obligasi tersebut tercantum identitas pemilikan obligasi tersebut,sehingga jika oblogasi tersebut akan dipindah tangankan harus mendapatkan konfirmasi persetujuan dari perusahaan penerbit obligasi.
- Obligasi atas tunjuk (Beaner / Coupon Bond)
Yaitu Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dimana obligasi tersebut tidak tercantum identitas pemilik , sehingga jika obligasi tersebut akan dipindah tangankan tidak perlu memperoleh konfirmasi persetujuan perusahaan penerbit.
4. Obligasi Berdasarkan sifatnya yang dapat ditukar dengan saham
4. Obligasi Berdasarkan sifatnya yang dapat ditukar dengan saham
- Obligasi yang dapat ditukar dengan saham (Convertible Bond)
Yaitu Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dimana obligasi tersebut memilikin kriteria yang di anggap berharga oleh perusahaan penerbit sehingga sewaktu – waktu obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan lembar saham.
- Obligasi yang tidak dapat ditukar dengan saham (Callable Bond)
Yaitu Obligasi yang diterbitkan perusahaan penerbit yang tidak memiliki kriteria yang dianggap khusus sehingga obligasi sehingga obligasi tersebut sewaktu – waktu dapat ditarik oleh perusahaan penerbit.
- Metode Pencatatan Obligasi
Utang obligasi harus dicatat sebesar nilai nominal dari obligasi itu sendiri.
- Aturan penempatan obligasi perusahaan :Tunai harga penempatan obligasi dapat ditentukan berdasarkan kurs yang berlaku atau berdasarkan tingkat bunga efektif rata-rata yang diinginkan oleh investor
- Ditukar dengan aktiva tetap / surat berharga lain harga penempatan obligasi berdasarkan harga pasar obilgasi perusahan tersebut. Apabila harga pasarnya tidak diketahui, maka harga penempatan obligasi berdasarkan pada harga pasar atau harga taksiran aktiva tetap / surat berharga lain yang diperoleh.
- Penempatan obligasi melalui pemesanan
- Metode pencatatan obligasi :
- Utang obligasi dicatat sebesar nilai nominal obligasi yang terjual Neraca hanya menginformasikan besarnya Utang Obligasi pada suatu saat tertentu saja
- Utang obligasi dicatat sebesar nilai nominal obligasi yang diotorisasikan / diterbitkan.
- Neraca mampu memberikan informasi tentang :
- Besarnya nilai obligasi yang diterbitkan
- Besarnya nilai obligasi yang belum terjual
- Besarnya Utang Obligasi pada saat itu
- Penilaian Hutang Obligasi Diskonto dan Premi
- Harga Jual obligasi ditetapkan berdasarkan penawaran dan permintaan dari pembeli sarta penjal, resiko relatif, kondisi pasar dan keadaan perekonomian.
- Menilai Obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depan yang terdiri dari : Bungan dan Pokok.
- Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga yang memberikan nilai pengembalian atas investasi yang dapat diterima.
- Prosedur Amortisasi Premium dan Diskon Obligasi
Premium Obligasi : selisih lebih antara hasil bersih penempatan obligasi dengan nilai nominalnya.
Diskon Obligasi : selisih kurang antara hasil bersih penempatan obligasi dengan nilai nominalnya
- Metode Amortisasi Premium atau Diskon Obligasi :
- Metode Garis Lurus
- Metode Bunga Efektif Rata-rata
- Pencatatan Utang Obligasi (pencatatan selama masa obligasi)
- Jurnal transaksi penerbitan obligasi
- Jurnal transaksi pembayaran bunga obligasi
- Jurnal penyesuaian setiap akhir periode akutansi, yang terdiri dari :
- Jurnal penyesuaian terkait dengan beban bunga obligasi yang belum dibayar
- Jurnal penyesuaian terkait dengan amortisasi premium atau diskon obligasi
- Jurnal pembalikan setiap awal periode berikutnya
- Jurnal transaksi pelunasan obligasi
- Harga obligasi
Harga obligasi ditentukan oleh beberapa factor diantaranya adalah nilai nominal, suku bunga nominal, suku bunga efekif, periode pembayaran bunga dan jangka waktu obligasi. Nilai atau harga obligasi pada hakekatnya adalah nilai tunai (present value) dari bunga uang dibayar selama jangka waktu obligasi ditambah nialai tunai yang dibayar pada tanggal jath tempo obligasi.
Akuntasi obligasi
Akuntasi obligasi
- Dalam pencatatan hutang obligasi meliputi beberapa tahap yaitu :
- Tahap saat pengeluaran obligasi diotorisasi.
- Tahap saat penjualan obligasi.
- Tahap saat tanggal bunga.
- Tahap akhir periode akuntasi
- Tahap saat pelunasan obligasi (jatuh tempo).
- Transaksi jual beli sertifikat obligasi ada tiga tingkat harga yaitu
- Harga jual sama dengan nilai nominal
- Harga jual lebih tinggi dari nilai nominal
- Harga jual lebih rendah dari nilai nominal
Ketiga tingkat harga tersebut terjadi dipengaruhi oleh suku bunga nominal dan suku bunga efektif maka ;
- Jika suku bunga nominal sama dengan suku bunga efektif, maka harga jual obligasi sama dengan nilai nominal.
- Jika suku bunga nominal lebih besar dari suku bunga efektif, maka harga jual obligasi lebih tinggi dari nilai nominal.
- Jika suku bunga nominal lebih kecil dari suku bunga efektif, maka harga jual obligasi lebih rendah dari nilai nominal.
- Klasifikasian Jurnal hutang jangka panjang
Saat Pengeluaran obligasi
Pencatatan pada saat obligasi disetujui dapat tidak dijurnal hanya dicatat dalam memorial dan cara lain langsung dibuat jurnal yaitu:
Pencatatan pada saat obligasi disetujui dapat tidak dijurnal hanya dicatat dalam memorial dan cara lain langsung dibuat jurnal yaitu:
Jurnal :
Obligasi belum beredar Rp xxxx
Hutang obligasi Rp xxxx
(mencatat otorisasi pengeluaran obligasi sebesar nilai nominalnya).
Saat Penjualan Obligasi
Jika dijual sama dengan nilai nominalnya
Obligasi belum beredar Rp xxxx
Hutang obligasi Rp xxxx
(mencatat otorisasi pengeluaran obligasi sebesar nilai nominalnya).
Saat Penjualan Obligasi
Jika dijual sama dengan nilai nominalnya
jurnal
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Pendekatan neraca :
Jurnal
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
(mencatat penjualan obligasi dengan bunga berjalan 1 bulan )
Jurnal
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
(mencatat bunga periodik tengah tahun)
Jika dijual lebih tinggi dari nominalnya :
Jurnal
Kas Rp xxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Agio Hutang obligasi Rp xxxx
Jika dijual lebih rendah dari nilai nominalnya :
Jurnal :
Kas Rp xxxx
Disagio Hutang Obligasi Rp xxxx
Hutang obligasi Rp xxxx
Jika pembayaran bunga obligasi
Jurnal :
Biaya bunga obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Pendekatan neraca :
Jurnal
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
(mencatat penjualan obligasi dengan bunga berjalan 1 bulan )
Jurnal
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
(mencatat bunga periodik tengah tahun)
Jika dijual lebih tinggi dari nominalnya :
Jurnal
Kas Rp xxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Agio Hutang obligasi Rp xxxx
Jika dijual lebih rendah dari nilai nominalnya :
Jurnal :
Kas Rp xxxx
Disagio Hutang Obligasi Rp xxxx
Hutang obligasi Rp xxxx
Jika pembayaran bunga obligasi
Jurnal :
Biaya bunga obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
- Penjualan tidak tepat tanggal bunga
Jika obligasi dijual tidak tepat dengan tanggal bunga maka pembeli diharuskan membayar bunga “bunga berjalan” yaitu bunga antara tanggal bunga terakhir sampai tanggal penjualan. Pencatatan atas pemungutan bunga berjalan dari pembeli obligasi dapat dilakukan dengan pendekatan laba-rugi atau dengan pendekatan neraca. Pada pendekatan laba rugi, bunga berjalan dicatat ke dalam rekening “Hutang Bunga Obligasi” sebelah kredit dan pada saat dibayar bunga priodik perkiraan ini didebit sebesar jumlah yang telah dikredit. Selisih bunga periodik yang dibayar dengan jumlah bunga berjalan dicatat kedalam rekening “Beban Bunga Obligasi”
Pendekatan laba rugi
Jurnal :
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
(mencatat penjualan obligasi dengan bunga berjalan 1 bulan )
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
(mencatat bunga periodik tengah tahun)
Pendekatan laba rugi
Jurnal :
Kas Rp xxxx
Hutang Obligasi Rp xxxx
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
(mencatat penjualan obligasi dengan bunga berjalan 1 bulan )
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Kas Rp xxxx
(mencatat bunga periodik tengah tahun)
- Metode Hutang Jangka Panjang
Amortisasi Agio dan Disagio
Selisih harga jual obligasi diatas nilai nominal diakui sebagai agio Hutang Obligasi. Metode amortasi agio hutang obligasi ini dapat dilakukan dengan metode:
Selisih harga jual obligasi diatas nilai nominal diakui sebagai agio Hutang Obligasi. Metode amortasi agio hutang obligasi ini dapat dilakukan dengan metode:
- Metode Bunga Efektif
- Metode Garis Lurus
Pada metode bunga efektif, jumlah amortasi agio hutang obligasidalam bunga nominal dikurangi bunga efektif. Adapun pada metode garis lurus, jumlah amortisasi agio hutang obligasi adalah jumlah seluruh agio dibagi dengan jumlah periode akuntansi.
Perhitungan amortasi agio hutang obligasi kedua metode sebagai berikut :
Perhitungan amortasi agio hutang obligasi kedua metode sebagai berikut :
- Amortasi Disagio Hutang Obligasi
Metode yang digunkan untuk menghitung adalah sama dengan metode yang digunakan pada amortasi agio hutang obligasi yaitu metode bunga efektif dan metode garis lurus. Disagio hutang obligasi diamortasi selama jangka waktu hutang sebagai penambah beban bunga tiap periode tersebut untuk lebih jelasnya lihat perhitungan amortasi disagio hutang obligasi kedua
amortasi disagio hutang obligasi dicatat setiap akhit periode akuntansi dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Disagio obligasi Rp xxxx
(mencatat amortasi disagio obligasi periode tahun)
Akhir periode akuntasi
Setiap akhir periode akuntansi dalam pencatatan akuntasi obligasi yang perlu diperhatikan adalah :
Membuat penyesuaian untuk amortasi agio atau disagio
Membuat penyesuaian untuk bunga berhutang
Jurnal penyesuaian bunga yang terhutang pada akhir periode akuntasi adalah
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Hutang bunga obligasi Rp xxxx
amortasi disagio hutang obligasi dicatat setiap akhit periode akuntansi dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Disagio obligasi Rp xxxx
(mencatat amortasi disagio obligasi periode tahun)
Akhir periode akuntasi
Setiap akhir periode akuntansi dalam pencatatan akuntasi obligasi yang perlu diperhatikan adalah :
Membuat penyesuaian untuk amortasi agio atau disagio
Membuat penyesuaian untuk bunga berhutang
Jurnal penyesuaian bunga yang terhutang pada akhir periode akuntasi adalah
Jurnal :
Beban Bunga Obligasi Rp xxxx
Hutang bunga obligasi Rp xxxx
- Kesimpulan
- Dalam penyesuaian jurnal jangka panjang sangat berbeda pada setiap jurnal.
- Untuk hutang jangka panjang menggunakan metode amortasi agio dan disagio.Untuk menghitung metode agio dan disagio ini menggunakan Selisih harga jual obligasi diatas nilai nominal diakui sebagai agio Hutang Obligasi dan disagio hutang obligasi . Metode amortasi agio dan disagio hutang obligasi ini dapat dilakukan dengan metode:
a. metode bunga efektif
b. metode garis lurus
b. metode garis lurus
- Saran
- Agar dalam melakukan kajian tentang akuntansi pada bagian hutang jangka panjang dan dapat memahami metode – metode secara jelas
- Agar Dapat menghitung hutang jangka panjang dengan menggunakan metode-metode yang telah ditetapkan .
- TUJUAN PEMERIKSAAN
Tujuan pemeriksaan hutang jangka panjang sebenarnya sama dengan pemeriksaan hutang jangka pendek. Akuntan juga harus memperhatikan bahwa ketentuanketentuan yang dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klien serta bungajuga telah dihitung dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagai biaya untuk tahun yang bersangkutan. Tujuan tersebut antara lain:
1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup baik.
1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup baik.
- Ciri internal control yang baik antara lain :
Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari pejabat perusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanya dalam bentuk notulen rapat.
Hutangjangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing dicover dengan SWAP untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi devaluasi.
Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan Independent Trustee (biro admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasi yang beredar, mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo.
- Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Aditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudah dicatat dan dilaporkan di neraca per tanggal neraca dan jangan sampai ada yang belum tercatat (unrecorded). Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian kendaraan, maka harga perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.
- Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah merupakan kewajiban perusahaan. Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang diperoleh benarbenar digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh pihak lain, misalnya anak perusahaan.
Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari Bank Setia sebesar Rp 10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya Rp 5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X (Rp 1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).
- Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang dijaminkan apakah sudah diidentifikasi. Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan hukum, hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu, jika ada aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca oleh perusahaan.
- Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca apakah sudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
- Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka panjang serta amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal neraca. Kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terhutang, atau tidak menchek lagi pembebanan amortisasi premium/discount obligasi. Karena itu auditor harus menchek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi premium/discount obligasi.
- Menentukan apakah biaya bunga hutang jangka panjang yang tercatat pada tanggal neraca betulbetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan. Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi laba merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan beban perusahaan untuk tujuan tertentu.
- Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “Bank Default”. Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteria yang tercantum dalam perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Menentukan apakah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang lancar. Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak mengreklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih baik.
- Menentukan apakah hutang jangka panjang berikut discount, premium dan bunga yang timbul sudah dicatat dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK. Auditor harus yakin bahwa halhal penting mengenai hutang jangka panjang sudah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya : tingkat bunga, jaminan kredit, jenis leasing dan lainlain. Selain itu auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang disajikan sesuai dengan SAK.
Prosedur Pemeriksaan Hutang Jangka Panjang
- Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang. Dalam hal ini biasa digunakan internal control questionnaires atau penjelasan narative, tidak perlu flow chart.
- Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium dan bunga selama periode yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun bunganya. Perlu juga diminta perubahan discount dan premium dari obligasi selama periode yang diperiksa
- Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit. Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk konfirmasi hutang jangka panjang atau tergabung dalam konfirmasi bank yang standar
- Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data yang tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan hutang jangka panjang. Buat excerpt (ringkasan) dari perjanjian kredit untuk permanent file untuk lebih memudahkan.
- Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui direksi/dewan komisaris/pemegang saham
- Contoh Soal Hutang Hipotek dan Hutang Obligasi
Contoh soal:
Tanggal 1 Agustus PT. X menarik pinjaman hipotek sebesar Rp. 20.000.000,- Dengan biaya administrasi Rp. 1.000.000,- Diangsur 6 bulan sekali, bunga 15%/ tahun Jangka waktu pelunasan 20 bulan. Catatlah:
- Pinjaman Hipotek saat angsuran
- Catat Penyesuaian diakhir periode
- Jawaban:
Jurnal Pinjaman Hipotek
Kas Rp. 19.000.000,-
By. Adm Rp. 1.000.000,-
Utang Hipotek Rp. 20.000.000,-
Jurnal tanggal 1 Agustus untuk angsuran dan bunga
Bunga = 15% x 6/12 x Rp.20.000.000,- = Rp. 1.500.000,- Utang hipotek= Rp. 20.000.000 / Rp. 20 bulan = Rp. 1.000.000/bulan Maka untuk 6 bulan = 6bulan x Rp. 1.000.000,- = Rp. 6.000.000,-
Utang Hipotek Rp. 6.000.000,-
Bunga Rp. 1.500.000,-
Kas Rp. 7.500.000,-
Kas Rp. 19.000.000,-
By. Adm Rp. 1.000.000,-
Utang Hipotek Rp. 20.000.000,-
Jurnal tanggal 1 Agustus untuk angsuran dan bunga
Bunga = 15% x 6/12 x Rp.20.000.000,- = Rp. 1.500.000,- Utang hipotek= Rp. 20.000.000 / Rp. 20 bulan = Rp. 1.000.000/bulan Maka untuk 6 bulan = 6bulan x Rp. 1.000.000,- = Rp. 6.000.000,-
Utang Hipotek Rp. 6.000.000,-
Bunga Rp. 1.500.000,-
Kas Rp. 7.500.000,-
- Jurnal Penyesuaian
Jumlah biaya untuk 6 bulan adalah Rp. 6.000.000,- maka dikurangi Dengan biaya administrasi Rp. 1.000.000,- dapatlah Rp. 5.000.000,- Bunga = 15% x 5/12 x Rp.20.000.000,- = Rp. 1.250.000,- Dapat 5 dari: Bulan Agustus – Desember (akhir periode) ada 5 Bulan.
Utang Hipotek Rp. 5.000.000,-
Biaya. Bunga Rp. 1.250.000,-
Utang Hipotek yg segera dibyr Rp. 5.000.000,-
Utangg Bunga Rp. 1.250.000,-
- UTANG OBLIGASI
Contoh Soal:
PT. “X” menjual obligasinya tanggal 1 Agustus dengan Harga Perolehan Rp. 22.000.000,- Nilai Nominal Rp. 20.000.000,- dengan bunga 15% jatuh tempo 20 bulan. Bunga dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September Catatlah dari penjualan obligasi tersebut!
Jawaban:
Hitung Bunga dulu
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 5)/12=Rp.1.250.000,-
Apabila HP > NN maka Agio
Apabila HP < NN maka Disagio Disini HP > NN maka mengalami Agio obligasi
Selisihnya yaitu Rp. 22.000.000,- – Rp. 20.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Jurnal Penjualan Obligasi untuk tanggal 1 Agustus
Kas Rp. 25.250.000,-
Agio Obligasi Rp. 2.000.000,-
By. Bunga Rp. 1.250.000,-
Utg Obligasi Rp. 20.000.000,-
Jurnal Bunga Obligasi Tanggal 1 September
Bunga dibayar dari bulan Maret – September ada 6 bulan, maka:
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 6)/12=Rp.1.500.000,-
By. Bunga Rp. 1.500.000
Kas Rp. 1.500.000,-
PT. “X” menjual obligasinya tanggal 1 Agustus dengan Harga Perolehan Rp. 22.000.000,- Nilai Nominal Rp. 20.000.000,- dengan bunga 15% jatuh tempo 20 bulan. Bunga dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September Catatlah dari penjualan obligasi tersebut!
Jawaban:
Hitung Bunga dulu
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 5)/12=Rp.1.250.000,-
Apabila HP > NN maka Agio
Apabila HP < NN maka Disagio Disini HP > NN maka mengalami Agio obligasi
Selisihnya yaitu Rp. 22.000.000,- – Rp. 20.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Jurnal Penjualan Obligasi untuk tanggal 1 Agustus
Kas Rp. 25.250.000,-
Agio Obligasi Rp. 2.000.000,-
By. Bunga Rp. 1.250.000,-
Utg Obligasi Rp. 20.000.000,-
Jurnal Bunga Obligasi Tanggal 1 September
Bunga dibayar dari bulan Maret – September ada 6 bulan, maka:
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 6)/12=Rp.1.500.000,-
By. Bunga Rp. 1.500.000
Kas Rp. 1.500.000,-
Jurnal Penyesuaian 31/12:
Amortisasi Agio Obligasi yang nilainya adalah Rp. 2.000.000,-
1 Agustus – 31 Desember = 4 bulan
Maka Rp. 2.000.000 / 20 bulan * 4 = Rp. 400.000,-
Agio Obligasi Rp. 400.000,-
Pend. Bunga Rp. 400.000,-
1 September – 31 Desember = 3 bulan
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 3)/12=Rp.250.000,- = Rp. 750.000,-
Beban Bunga Rp. 750.000,-
Utang Bunga Rp. 750.000,-
Daftar Pustaka :
Amortisasi Agio Obligasi yang nilainya adalah Rp. 2.000.000,-
1 Agustus – 31 Desember = 4 bulan
Maka Rp. 2.000.000 / 20 bulan * 4 = Rp. 400.000,-
Agio Obligasi Rp. 400.000,-
Pend. Bunga Rp. 400.000,-
1 September – 31 Desember = 3 bulan
Bunga = (Rp.20.000.000 x 15% x 3)/12=Rp.250.000,- = Rp. 750.000,-
Beban Bunga Rp. 750.000,-
Utang Bunga Rp. 750.000,-
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar