Pages

Rabu, 31 Oktober 2012

Hilangnya Bahasa Ibu di Bumi Nusantara

Keberagaman bahasa yang ada di bumi nusantara ini, terbagi atas dua kelompok bahasa besar yakni rumpun Austronesia dan Non-Austronesia yang statusnya kini semakin terancam punah.  "Tinggal 10 persen saja yang akan bisa bertahan, penyebabnya bahasa-bahasa itu semakin jarang dipergunakan," kata Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Drs. Abdul Rachman Patji M.A di Jakarta, Jumat.

Ancaman kepunahan banyak terjadi pada rumpun Non-Austronesia, khususnya bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia bagian timur. Abdul Rachman Patji menyebutkan, jumlah bahasa daerah yang terancam punah menurut referensi penelitian adalah 169 bahasa etnis. 

Kepunahan itu terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya urbanisasi dan perkawinan antar etnis, ujarnya.
"Urbanisasi berpengaruh karena jika orang dari daerah pindah ke kota besar atau ibukota, maka dalam berinteraksi dengan etnis lain bahasa etnisnya sendiri cenderung ditinggalkan. Mereka akan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar etnik, dan tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya masing-masing," ujarnya.

Menurut dia, penyebab utama kepunahan bahasa juga disebabkan para orang tua tidak lagi mengajarkan atau menggunakan bahasa tersebut kepada anak-anaknya dalam kesehariannya. Sedangkan perkawinan campuran menyebabkan penggunaan bahasa etnis kedua pihak yang menikah ditinggalkan, dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.

Di samping hal-hal tersebut, menurutnya ada empat sebab lain yang menyebabkan kepunahan bahasa. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, terikat pada masa lalu. Ketiga, sisi tradisional dan keempat karena secara ekonomi kehidupannya stagnan. Keempat sebab ini disebut oleh sejumlah linguis sebagai proses penelantaran bahasa, imbuhnya.

sumber :
  1. http://pengajarplus.com/berita-pendidikan/1051-hilangnya-bahasa-ibu-di-bumi-nusantara.html

Tidak ada komentar: